Minggu
28 febuari 2016
Pagi ini mendung, hujan gerimis
turun menyelimuti. Teringat masa masa kelam lalu aku sedang tersayat, ringkih
diujung kamarku sambil menatap sekeliling kamarku. Sakit, sedih, perih, pilu,
dan akhirnya aku bisa berdiri seperti sekarang ini, nyatanya benar kehilangan
itu indah bila kita melihat dari sudut pandang yang berbeda, puluhan orang
datang menghibur silih ganti, dan 6 orang memberi kehangatan. Sungguh masa-masa
kelam itu indah, nyatanya benar dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Nyatanya
benar, sesuatu yang mengecewakan pasti dapat memberiku pelajaran yang sangat
bermakna. Nyatanya kuncinya cuman dua ikhlas dan damai. Teringat masa kelam ku
yg terseok seok sungguh, nyatanya ketika seseorang pergi ada belasan maupun
puluhan orang yang datang untuk menghibur memberi pelukan hangat.
Pagi ini aku memilih menumbuhkan
rasa ini lagi, ya rupanya rasa ini kembali tumbuh tetapi bedanya rasa ini
tumbuh pada orang yang bebeda. Sejujurnya kita baru kenal setahun yang lalu,
tahun tahun yang kelam dan ia datang, manis, indah entah apa yang harusku
ceritakan namun kali ini aku benar-benar merasakan hal ini untuk kedua kalinya.
Entah apa yang harus aku khawatirkan, sejujurnya aku mengaguminya.
Pagi ini aku kembali berfikir
mengenai rasa yang tumbuh ini apa benar rasa ini tumbuh pada orang yang tepat,
atau lagi lagi rasa ini tumbuh pada orang yang salah, sebenarnya bukan orangnya
yg salah sih tapi orangnya yang kurang tepat. Senang rasanya aku bisa tertawa
lepas lagi, senang rasanya aku bisa berdiri lagi, senang rasanya tempat yang
diisi olehnya kini digantikan oleh orang baru, namun yang aku takutkan aku
takut jatuh lagi pada orang yang salah. Sejujurnya ketika ku didekatnya aku
bisa bersikap seperti aku apa adanya, tanpa rekayasa, tanpa senyum palsu.
Teruntukmu, semoga rasa ini benar
tumbuh tanpa rekayasa, semoga rasa ini tumbuh dengan murni,tulus berkembang
mekar didalamnya, tetapi jika memang kamu bukan orang yang tepat untukku semoga
kita diberikan jalan yang terterbaik.
.
.
.
.
.
Teruntukmu
yang jauh disana aku merindukanmu, lagi, lagi, dan lagi.