Senin, 14 Maret 2016


Rindu…

Malam yang sunyi ini lagi lagi hujan turun bersama kenangan kenangan yang tlah lewat, ah sial lagi lagi rasa itu muncul. Ntah apa ntah kenapa rasa ini muncul dengan sangat tiba-tiba. Kali ini ntah untuk yang keberapa kalinya aku merindukanmu “lagi”.

Pertama kali berjumpa rasa-rasanya orang ini aneh, sangat aneh. Membuatku selalu bertanya tanya setiap waktu membuatku semakin penasaran. Diawali dengan becanda bareng dan ngobrol bareng yang akhirnya membuatku terkagum kagum, hal ini yang selalu aku rasakan setiap kali kita mempunyai kesempatan untuk ngobrol bareng.

Rindu semacam racun yang sangat mematikan bila obat penawarnya tidak ditemukan, dapat membuat sesak didada dan dapat membuat  hidup serasa hampa. Manis sungguh manis bila diingat ingat apa yang kita lakukan. Ntah hanya rasa kagum semata, ntah rasa suka, ntah apa namanya yang jelas aku merindukanmu lagi, lagi dan lagi.

Kemarin kamu sempat membuatku khawatir ketika aku mendengarmu yang katanya kurang sehat, huftt… jangan sakit sakit lagi, jangan buat orang disekitarnu khawatir lagi yah, rasanya aku ingin berada disampingmu lagi. Tapi sayang kamu juga mempunyai teman yang sama carenya melebihi aku yang selalu ada disampingmu dari dulu hingga sekarang.

Sejatinya jatuh cinta itu menyenangkan bila kita melihat dari sudut pandang yang berbeda, tapi yang aku takutkan cuman satu aku takut jatuh lagi pada orang yang salah, jatuh sendiri dan mencoba berdiri dengan rasa yang terseok seok itu menyakitkan rasanya.
.
.
.
Tapi ada satu kata-kata dari temanku esa penulis blog sebelah yang cukup membuatku sedikit tercengang mengenai apa itu artinya sakit karena jatuh cinta, katanya sesakit hati apapun kamu ketika jatuh cinta masih jauh lebih kecil dibanding rasa bahagianya kamu waktu kamu jatuh cinta. Karena sejatinya cinta itu memberi, semakin banyak kamu memberi semakin banyak kamu bahagia atas cinta yang kamu miliki sekarang.
.
.
.
.
.
Jauh terlihat dipelupuk mata yang sedang amat sangat merindukanmu…

Sabtu, 27 Februari 2016


Minggu 28 febuari 2016


Pagi ini mendung, hujan gerimis turun menyelimuti. Teringat masa masa kelam lalu aku sedang tersayat, ringkih diujung kamarku sambil menatap sekeliling kamarku. Sakit, sedih, perih, pilu, dan akhirnya aku bisa berdiri seperti sekarang ini, nyatanya benar kehilangan itu indah bila kita melihat dari sudut pandang yang berbeda, puluhan orang datang menghibur silih ganti, dan 6 orang memberi kehangatan. Sungguh masa-masa kelam itu indah, nyatanya benar dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Nyatanya benar, sesuatu yang mengecewakan pasti dapat memberiku pelajaran yang sangat bermakna. Nyatanya kuncinya cuman dua ikhlas dan damai. Teringat masa kelam ku yg terseok seok sungguh, nyatanya ketika seseorang pergi ada belasan maupun puluhan orang yang datang untuk menghibur memberi pelukan hangat.

Pagi ini aku memilih menumbuhkan rasa ini lagi, ya rupanya rasa ini kembali tumbuh tetapi bedanya rasa ini tumbuh pada orang yang bebeda. Sejujurnya kita baru kenal setahun yang lalu, tahun tahun yang kelam dan ia datang, manis, indah entah apa yang harusku ceritakan namun kali ini aku benar-benar merasakan hal ini untuk kedua kalinya. Entah apa yang harus aku khawatirkan, sejujurnya aku mengaguminya.

Pagi ini aku kembali berfikir mengenai rasa yang tumbuh ini apa benar rasa ini tumbuh pada orang yang tepat, atau lagi lagi rasa ini tumbuh pada orang yang salah, sebenarnya bukan orangnya yg salah sih tapi orangnya yang kurang tepat. Senang rasanya aku bisa tertawa lepas lagi, senang rasanya aku bisa berdiri lagi, senang rasanya tempat yang diisi olehnya kini digantikan oleh orang baru, namun yang aku takutkan aku takut jatuh lagi pada orang yang salah. Sejujurnya ketika ku didekatnya aku bisa bersikap seperti aku apa adanya, tanpa rekayasa, tanpa senyum palsu.

Teruntukmu, semoga rasa ini benar tumbuh tanpa rekayasa, semoga rasa ini tumbuh dengan murni,tulus berkembang mekar didalamnya, tetapi jika memang kamu bukan orang yang tepat untukku semoga kita diberikan jalan yang terterbaik.
.
.
.
.
.
Teruntukmu yang jauh disana aku merindukanmu, lagi, lagi, dan lagi.

Jumat, 25 Desember 2015


Mendadak  Rindu itu menyerang kembali....

Mungkin ini rindu yang seketika ia akan membeludak kembali, mungkin ini sudah sejak lama aku rasakan tapi sayangnya aku terlalu enggan untuk menyadarinya. Sedih yang mengiris hati, saking sedihnya menangispun aku tak bisa.

**********

Mengapa orang-orang begitu mudah menjatuhkan hatinya kepada orang yang baru yang bahkan ia telah berulang kali mengalami sakit? Padahal berpindah dari satu orang ke orang berikutnya itu tidak mudah, sama seperti halnya pindah dari satu rumah ke rumah berikutnya yang belum tentu dapat membuatnya nyaman.

Rasanya menurutku jatuh hati itu egois, kita hanya peduli tentang perasaan, dan kebahagiaan “kita” tanpa memikirkan kepedihan sekelilingnya. Ah ya, ujarnya persetan dengan ucapan orang yang begitu sibuk memikirkan kita. Hm mungkin begitu egoisnya kamu, aku, atau kita?

Mengapa ini begitu pedih? Apakah rindu itu menyenangkan? Sampai detik ini aku belum tahu apa yang seharusnya dilakukan ketika seseorang sedang merindu? Ujar setiap orang yang aku kenal merindu itu indah? Apakah aku yang salah untuk mengemas kata dari “rindu” itu? Atau memang aku yang belum menemukan orang yang tepat untuk aku rindu? Ah sayang sekali, namun sampai detik ini kamu masih menjadi seseorang yang aku rindu sayang.

Ah ya, kemarin aku pergi ketempat yang biasa kita kunjungi, rasanya aneh gasama seperti dulu, hambar. Tapi aku rindu tempat ini, tempat dimana kita pernah beristirahat, dan untuk pertama kalinya lagi kita dapat bertegur sapa. Entah mengapa, beberapa hari ini aku sangat merindukanmu, rindu, sangat rindu.

Dari sekian detik yang aku lewati ini banyak sejuta pertanyaan yang aku ingin utarakan padamu. Sayang sekali, kita tidak pernah mempunyai waktu untuk saling bertegur sapa. Bahkan untuk melempar senyumpun rasanya tak ada waktu.

Sayang sekali, rindu ini hanya bisa berjalan sendiri untuk aku simpan rapat-rapat dan membiarkan terkubur dengan sendiriya.
 .
.
.
.
.
.
.
.
Salam rindu untukmu yang tak terjangkau oleh waktu, Sabtu 26 Desember 2015

Minggu, 08 November 2015


Mau baik atau buruk tetep itu masa yang paling gabisa dilupakan. Tanpa disadari terdapat satu fase yang dimana tempat itu memiliki fase surgawi sangat indah… mungkin belum begitu disadari atau munkin tidak dipedulikan. Dimana masa masa itu adalah masa-masa putih abu. Ya aku rindu masa-masa itu, masa dimana kita masih berbarengan dengan sebebas mungkin, bukan sekarang yang kalo bertemu harus menyamakan jadwal dulu. Masa-masa dimana kabur-kaburan dijam pelajaran sangat asik, dan kantin adalah sebagai aula untuk berkumpul dari alumni, kakak kelas maupun adik kelas.

Masa masa dimana keceng mengeceng kakak kelas dan bahkan adik kelas dimulai, hmm… asik yaa, masa-masa study tour yang indah selama seminggu, walau sempet cekcok buat gaikut study tour tapi akhirnya ikut juga, masa masa dimana waktu becanda sama guru ppl terus malah jadi kebawa baper bertahun-tahun sampe akhirnya kejeblos masuk geografi (yg ini pasti kalian tau), masa-masa suka ngintipin doi di masjid kalo lagi solat, masa masa nungguin doi lewat didepan kelas biar bisa pulang bareng doi, masa masa ngerjain tugas untuk seni musik sampe jam 9 malem disekolah, masa-masa tugas semua dikerjain doi, masa masa disamperin doi di jendela kelas tiap pagi, istirahat pertama, dan pulang sekolah, masa masa ngebully orang sampe nangis, masa masa nyontek jawaban guru dan kerekam kamera cctv, masa masa tas disimpen dilantai dan sampah malah digantung di meja. Aaaa aku rindu, rasanya balik ke masa masa putih abu yang lebih indah akan menyenangkan dibanding masa masa kuliah yang kelabu.

Aku sadar bukan cuman kalian yang berubah tapi aku pun sama, bukan cuman kamu yang berubah tapi aku juga. Aku rindu waktu dimana kita menghabiskan waktu bersama, ngerjain tugas bareng pulang bareng, yang biasanya kalo ketemu langsung tinggal ketemu aja sekarang harus nyamain jadwal dulu dan harus buat janji dulu kalau mau ketemu, itupun kadang mendadak ga jadi. Aku rindu masa masa dimana waktu kita kejebak hujan dan kita malah hujan-hujanan bareng, dan waktu kita main gitar bareng. Aku rinduu..

Sangat mudah mencari kebahagian ketika masa masa putih abu abu. Apa yang dikatakan orang-orang tentang masa-masa putih abu itu ya emang benar, tempat dimana proses pendewasaan dimulai, tempat dimana kebebasan malah jadi “kebablasan” kalau gapinter-pinter jaga diri.
Andai masih punya waktu ingin sekali rasanya diberi kesempatan untuk memakai seragam putih abu dan duduk di bangku sma dan ngulang mata pelajaran yang diajarkan oleh guru guru sma… aku rindu

Sayang, aku bukan orang yang dengan mudahnya beradaptasi dengan situasi dan berbagai karakter yang ada dilingkungan perkuliahan. Sangat sulit bagiku untuk dapat beradaptasi dengan situasi yang ada.

Selasa, 20 Oktober 2015

Kelak aku akan menyadari sekecil apapun janjiku itu sangat berarti bagi kebanyakan orang. Salahku yang terlalu mudah mengucap janji yang tidak tahu kapan aku akan menepatir janji itu. Sejak itu aku kembali merenung, pantaskah seorang pengkhianat diberi kesempatan kembali untuk dapat memperbaiki semua yang pernah terjadi? Bolehkah aku pura-pura tidak tahu mengenai apa yang pernah terjadi? Lagi-lagi sejumlah pertanyaan itu muncul.

Patah hati itu menyebalkan

3250 hari kita melalui suka dan duka akhirnya ia menyerah, setelah berjuang mati matian untuk dapat bertahan dan 
memperbaiki hubungan yang sudah retak. Ia akhirnya memilih untuk menyerah. Hubungan yang baru saja kandas karena sebuah masalah. Seketika aku kehilangan arah. Hidup bisa menjadi sangat menyeramkan bila seseorang yang paling dipercaya dapat menjadi seseorang yang pengkhianat. Aku merasa marah pada diri sendiri, padanya, pada orang ketiga, pada semua orang. Rasa sakit hati mampu mengubah seseorang dengan sangat drastis.

Tuhan... bolehkah kali ini saja aku rubuh? bolehkah sekali lagi aku menangis?

Karena pada dasarnya manusia tercipta dari sejarah, karena itu aku tidak bisa menghapus masala lalu, seburuk apapun itu. Aku hanya bisa belajar darinya, maafkan aku yang belum bisa ikhlas melepasmu…

Jumat, 18 September 2015

satu titik yang tak pernah bisa menjadi titik seutuhnya.


Tak pernah ada titik temu yang pasti untuk dapat menyatukan satu titik tersebut hingga menjadi satu titik yang seutuhnya.

Kapan nyambungnya kalau tiap hari kerjaannya berantem, kapan dewasanya kalau ga bisa memahami ego masing-masing? Sepertinya kalimat itu yang cocok untuk menjawab kekeliruan ini.
Tentang perbedaan, perbedaan itu indah dapat menambah pengetahuan baru, pengalaman baru, pemikiran-pemikiran baru tapi apa gunanya bila semua itu tidak memiliki tujuan yang pasti?

Tentang pertemuan yang selalu mengahasilkan cerita….

Seseorang yang jauh disana, dulu kita jauh sangat sangat jauh lalu karena disuatu tempat kita ditemukan dan akhirnya bisa sedekat ini banyak hal yang dilakukan bersama, melewatkan waktu yang tanpa terasa hari sudah larut. Hari demi hari dilalui dengan canda dan tawa, hingga suatu hari kami bertengkar hebat yang membuatnya memutuskan untuk pergi, “aku pasti pulang” ucapnya seperti itu, sejak saat itu aku menunggunya untuk kembali. Dengan rasa harap-harap cemas aku menunggunya untuk kembali.
Aku menunggunya tanpa bosan, aku menunggunya tanpa lelah, menunggu ia datang dan berkata “aku pulang”. Ya aku yakin dia pasti pulang, berada dirumahmu sendiri jauh lebih menyenangkan bukan?

Seperti layang-layang yang selalu ingin terbang tinggi…

Disaat matahari terbit, sesuatu yang selalu aku pikirkan selalu terulang “kamu udah bangun? Apa kamu udah solat? Kamu baik-baik saja kan?” hingga matahari terbenam sesuatu kembali teringat perkataan yang seharusnya aku lontarkan “kamu sedang apa? Kamu baik baik sajakan?” pikiran pikiran yang begitu yang selalu teringat, dan membuat khawatir setiap harinya…

Kamu?

Aku rindu setiap waktu kita bisa berbincang bersama menghabiskan waktu yang tanpa terasa kita harus berhenti dan melanjutkan esok harinya. Kamu? Aku rindu dengan kita yang selalu bersama, menghabiskan waktu bersama dengan tawa. Kamu? Disetiap waktu yang kita habiskan bersama memudar dengan sendirinya, dari yang saling menghubungi setiap waktu menjadi, saling menghubungi sehari sekali, yang lalu berkurang menjadi seminggu sekali, yang berkurang kembali menjadi sebulan sekali, dan semakin berkurang hingga berhubungan sesekali disaat kita “ingat” saja.

Bahwa yang pergi tidak selalu datang kembali, bahwa tidak semua cerita berakhiran bahagia, waktunya mengikhlaskan lah yang berperan.

Terimakasih selama 120 hari sejak pertama kali bertemu, canda dan tawa yang tiba tiba membeludak, bahagia dan cemburu yang muncul secara bersamaan.
Yang menguatkan aku disaat aku merasa kalah, meyakinkan aku disaat aku merasa salah, yang menuntun di saat tak tahu arah melangkah, yang menguatkan aku agar menjadi seseorang yang tidak mudahnya menyerah, semoga kamu baik-baik saja.~

Sabtu, 04 Juli 2015

Masa Remaja Bersama Kalian

Kita adalah sekumpulan anak SMA yang tidak sengaja berkumpul dengan memiliki tujuan yang sama, dan karakter yang berbeda, hanya sekedar berkumpul menghilangkan keluh kesah yang sudah di habiskan ketika sekolah dan tanpa sengaja kami terhanyut oleh keadaan yang membawa kami untuk bisa saling mengenal, bercerita, memahami satu sama lainnya, hingga pada titik akhir kami saling mengejek satu sama lain.
Semua ini berawal dari kebiasaan kita yang selalu berkelompok, kemana-mana kita selalu berbarengan. Susah dan senang telah kita lewati bersama, dari awal kita bertemen sebelas orang yang selalu kena masalah dari awal di panggil oleh guru bk dan wali kelas karena kita disebut "berkubu", hingga masalah di dalam kami sendiri yang akhirnya pertemanan kita pecah dan sisa tinggal enam orang.

Saya mau menceritakan berbagai sifat dan karakter teman-teman saya. 




Yang pertama ini Vinnia Sukmawati Santosa, anak ini sering disebut twinsnya aku padahal gada mirip-miripnya. Orangnya lucu, paling seneng banget liatin temennya abis dikekeakin sama anak ini, paling puas kalo masalah ngejekin orang, anak yang paling kuat tiap hari kerjaannya keluar kota mulu Bandung-Cimahi hahaha. Masalah asmara? Mahkluk yang satu ini lagi menjalani masa ida setelah kandas dari kesayangannya, dia pacaran lumayan lama lah satu tahun lebih hampir dua tahun. Dari awal mereka kenal, pdkt, dan pacaran mereka yang selalu buat orang sirik akhirnya berujung menyakitkan juga. Entah siapa yang salah, entah siapa yang mulai duluan, tapi yang jelas setelah beberapa lama mereka pacaran salah satu diantara mereka ngerasa bosen, nah ketika bosen masuk deh orang yang tidak diduga duga ya jadi ini yg salah siapa yaa? Ntahlah yang pasti ceritanya kesian banget sabar ya twins jodoh pasti bertemu kok;;) terus sekarang ada lagi deh yang lagi deketin anak ini, namanya gausah disebutin deh tunggu dia yg bilang sendiri. Pusing kalo ngurusin mahkluk yang satu ini banyak banget cowo yang ngedeketinnya. Orangnya yang cerewet dan ga pundungan yang buat banyak orang suka sama anak ini.





Kedua Diany Syahfitri, nah anak yang satu ini paling susah banget di ajak ketemu sibuk banget da. Dia temen sebangku aku waktu SMA, orang yang paling sabar dunia akhirat ngadepin aku kalau udah rudet hahaha. Asmara? Hm, anak ini paling gabisa lepas sama yang namanya vell, geus diiket ku tali rapia jigana. Pacaran yang paling lama diantara kita berenam dia pacaran dari dia waktu SMP sampai sekarang dia kuliah, meskipun putus nyambung tapi anak ini sabar banget ngadepin sifat doi yang labilnya kaya gimana. Paling suka sama angrybird merah, ciri khas dari mahkluk yang satu ini ‘merah’ dari semua barang yang dia punya warnanya merah, sampe kulitnya juga merah. Satu hal yang paling gabisa dilupain dari anak ini waktu jatuh didepan kelas disaat semua anak 14 lagi kumpul mau upacara, hahaha kualat habis ledekin orang sih dydy.




Ketiga Aulia Lisda Kistianti, suka disebut si lisda, mahkluk ini paling hoby sama nari, penari bayaran wkwk. Guru di udjo juga, kerjaannya ngartis mulu, tiap diajak main pasti selalu bilang ada jadwal manggung. Asmara? Anak ini paling gabisa move on dari mantannya, paling sabar banget liat mantannya deket deketan sama cewek lain, dan bahkan sampe punya pacar lagi, alhasil sabar yang berbuah manis akhirnya doi balikan lagi sama mantannya sampe sekarang. Ciri khas dari aul ini giginya yang gingsul, kalo ngomong suaranya cempreng, terus kalo ngomong selalu bawa bawa kata “sini salaman dulu sama penari” euhhh. Langgeng ya sist sama si doi.






Keempat Afra Shafrina Nazaya, mahkluk yang satu ini ya termasuk susah juga buat diajak kumpul bareng lagi kaya dulu, lagi sibuk bisnis juga. Asmaranya hmm ga begitu paham, dulu sih doi belum bisa move on dari si mantannya, nah seiring berjalannya waktu doi mulai bisa move on deh dan mulai ngebuka hati sama temen sekelas, tapi ntah karena apa mereka jadi jauhan terus sekarang gatau deh deket sama siapa lagi, paling banyak banget kenalan cowonya. Diantara kita berenam ya afra yang paling banyak deket dan bisa berbaur sama yang lain terutama sama temen temen cowo yang lain. Anak yang satu ini punya panggilan tersendiri dari kita yaitu “si nini” dan punya pasangan “si aki”, anaknya item manis, dan super duper cerewet.





Kelima Silvi Yuditiavi, hm dia orangnya baik dan bisa disebut paling deket sama aku selain karena rumah kita yang berdekatan aku ngerasa paling nyambung sama dia kalo masalah ngomongin orang (bukan ngomongin yg aneh-aneh ya, kita ngomongin orang buat bahan bercandaan doang tapi kadang sedikit berlebihan sih). Masalah asrama? Hm dia ini orang yang bisa disebut paling susah buat move on dari si doi, cerita awal dia bisa suka sama si doi karena si doi suka ngebecandain dia terus dari mulai becanda langsung, sampe yg menjurus ke chat chatan deh yang berujung baper sampe sekarang. Udah ada beberapa orang yang mencoba ngedeketin dia tapi dia belum siap lagi buka hati buat yang lain, kekeh sama pendirian sendiri “bodoh untuk setia”. Dari segi sifat yang terlalu cuek ini banyak orang yang sungkan buat deket sama anak yang satu ini, selain cuek juga dia lebih berfikir dewasa diantara kita ber enam yang lebih mementingkan emosi kita dulu, terus salah satu ciri khas dari anak satu ini yaa ketawanya yang bisa buat orang lain ketawa, cerita yang kurang lucu aja bisa jadi lucu kalo udah denger suaranya makanya paling nyambung kalo udah masalah ngekeakin orang, apa lagi kalo udah ngegabung sama vinni beuh abislah yang dikekeakinnya.-_- Kebiasaan yang paling sering kita lewati juga ya kebiasaan yang paling konyol sekonyol konyolnya, dari yang kita punya niatan buat "kurus" yang akhirnya kita punya jadwal rutin tiap sore buat lari dari jam 5 sore sampe jam 8 malem dan alhasil kita lari cuman nyampe dua keliling dan sisanya kita malah nongkrong dan makan, moal weh begang teh pi L.





Keenam aku sendiri Desy Widianti, suka disebut paling begog diantara kita berenam. Suka ngelakuin hal-hal yang beda sendiri diantara kita, hobynya juga gatau apa ga jelas, tapi aku lebih suka nulis dibanding ngelakuin hal-hal lain apa lagi sesuatu yang ketemu dengan orang banyak ga suka. Saya sendiri bingung kenapa saya malah milih jadi guru dibanding yang lain yang ga buat banyak ketemu orang. Ohya, alasan saya lebih suka menulis dibanding ngelakuin hal yang lainnya karena cuman dengan cara menulis saya bisa ngeluarin semua keluh kesah saya yang seakan-akan saya punya teman cerita yang tidak akan pernah bosen mendengar semua tentang cerita saya, cuman dengan cara menulis saya bisa menjadi diri saya sendiri, dan cuman dengan menulis saya bisa mengingat hal-hal apa saja yang sudah saya lewati dan untuk diabadikan bersama kenangan ketika saya sudah mulai tua nanti.


Dari susah senangnya yang kita lewati bersama ketika kita uji nyali di rumah kosong, mencari hantu hingga larut malam, ngomongin orang buat bahan becandaan sampe lupa waktu, nungguin doi ngelewat di balik jendela, yang suka jp kalau ada gebetan lewat, yang selalu jadi bahan inceran guru guru karena disebut berkubu dan selalu meledek, yang di tiap pelajaran olahraga kerjaannya dihukum ngukur lapangan pake jari tangan, yang kerjaannya nongkrong di kelas kalo bubar sekolah sampe bela-belain beresin kelas biar diijinin nongkrong dikelas sampe jam 8 malem, dan kadang masalah yang terjadi didalam diri kita sendiri yang menimbulkan salah paham yang buat kita makin bisa mengerti sifat kita satu sama lain.


Kalian adalah payung yang melindungiku dikala hujan, dan penghibur dikala sedih. Indah sekali rasanya memiliki seseorang yang mampu membuat kita kembali tertawa ketika kita telah meneteskan air mata. Suatu penghormatan yang membawa saya kedalam satu keluarga baru yang tanpa adanya hubugan darah sama sekali, dan takada batasan waktu. Bersama kalian saya merasa terbang, dan dengan kalian juga saya merasa jatuh, dengan kalian saya merasa senang, dengan kalian juga merasa sedih.


Tidak terasa setahun sudah kita berpisah. Didalam cerita ini, mohon diingat bahwa kita pernah bertemu, bertegur sapa, sanda gurau pernah memiliki tujuan yang sama, pernah merasakan hal hal bersama dalam melewati masa masa putih abu. Majulah terus hingga kita mendapatkan apa yang diinginkan sejak dulu, lakukan sesuatu yang membuat kalian menjadi lebih berharga lagi, saya tidak pernah menyesal telah menghabiskan masa remaja saya bersama kalian.